Laman

7 Mar 2011

Ketika orang tersayang tiada...

Sobat! Di saat kita bingung memikirkan kata yang tepat untuk menghibur teman kita yang terkena musibah, ternyata teman kita malah berbalik menghibur kita….

Hari ini, tepatnya tanggal 7 maret 2011, mungkin adalah hari yang biasa saja menurut kita, matahari tetap terbit dari timur dan bersinar seperti biasanya, jalanan kota Cairo ketika pagi juga tetap lengang seperti sedia kala, dan menu sarapan pagi ini juga tetap seperti biasa. Namun bagi ane, atau lebih tepatnya temen sekamar ane, pagi ini mungkin akan sangat teringat di dalam sejarah kehidupannya.



Teman ane, Nawawi, sahabat ane, sekamar di asrama, satu fakultas di kuliah, tempat curhatan, orang yang bias jadi sandaran ketika ane galau, orang yang bias jadi sumber pengetahuan sekaligus contoh yang baik dan kakak dalam segala hal, hari ini telah kehilangan salah satu sayapnya. Ketika ia masih dalam perjuangan meraih impian, dengan berbagai macam cobaannya, tak diduga, ia harus kehilangan salah seorang sandaran utama dalam kehidupannya, ayahnya! Ayah nomer satu di jagat raya baginya!

Selama dua minggu, ayahnya terbaring di Rumah sakit karena stroke, namun tak satupun dari kita *teman sekamarnya* yang tahu, bahkan jika diperhatikan, dia selalu tersenyum, bercanda seolah tidak ada masalah dalam hidupnya, ketika satu teman ane goncang karena masalah percintaan, ia malah tetap jadi penenang buat dia.

Siapapun tak pernah membayangkan, ketika masih membutuhkan kedua sayap untuk terbang tinggi, tiba-tiba saja sayap itu patah! Ketika masih membutuhkan sandaran, dukungan dari orang tua, ketika masih merasa butuh bimbingan dan pengajaran dari mereka, tiba-tiba saja salah satunya dipanggil oleh Allah. Ane nggak bisa bilang “ane tau apa yang ente rasain”, karena memang ane masih memiliki keduanya. Dan ane juga nggak bisa bayangkan kalo itu terjadi keada ane.

Ketika ane ama Romal baru pulang dari Masjid Husain, tiba-tiba temen ane “ngilang” dari kamar, entah kemana ia juga tidak kasih tahu sebelumnya. Tiba-tiba ane dapet kabar dari Amin, ayahnya Nawawi meninggal!. Seketika goncang hati, bingung, apa yang ane bilang kalo ntar ia dateng ke kamar? Pikiran mulai berkeliling, kira-kira apa yang akan ane bilang…. “wi! Sori… ehm… bla..bla..”, atau “Wi! Gimana kabar?” *jelas lagi nggak baik* bingung…

Namun, ditengah kebingungan, ditambah rasa prihatin, tiba-tiba ia dateng ke kamar dengan senyuman! Ketika ane bingung mau bilang apa, dia pertama nyambut “gimana kabarnye mi?” speakless…!! Ane gak tau lagi mau bilang apa…

Memang terlihat raut kesedihan di mukanya, tapi sepertinya dia nggak mau memperlihatkannya di depan kita. Siapapun pasti tahu, jika kehilangan seseorang yang paling disayang pastilah sakit, tapi itu tidak terlihat dari temen ane. Ia hanya bilang.. “Mi, mumpung masih pada ade (orang tua), belajar yang bener! Jaga baik-baik!”.

Pak! Anda telah mendidik anak anda menjadi seperti ini, ane yakin, anda pasti akan terus selalu mendapat siraman doa dari anak anda, tak akan putus ataupun habis, setiap perkataan anda pastilah diikuti dengan baik, Nawawi anak yang soleh, berbakti pada bapak, selalu nurut nasehat bapak, rajin sholat, ngaji, pinter lagi, bapak nggak akan kecewa punya anak kayak Nawawi…

Wi! Ane nggak tau mau bilang ape, ane juga nggak tau apa yang ada di hati ente sekarang, bahkan ane juga nggak bisa ngebayangin apa yang ane lakuin kalo ternyata ane dapet giliran gak jauh dari ente, apakah ane bisa tersenyum terus seperti ente, tawakal, nerima, atau malah diam dengan kehancuran dalam diri. Ane yakin Bapak ente dapet derajat tinggi di sisiNya, selama kita sebagai anaknya mendoakan terus dan berusaha untuk menjadi anaknya yang terbaik.

Yah, nasehat bagi ane dan kita semua, selama kedua orang tua kita masih ada, jadilah anak yang paling dibanggakan oleh mereka, menuruti apa kata mereka, berbakti, gunakan kesempatan sebelum ternyata mereka diambil oleh Sang Pemilik tanpa diduga-duga....

Selamat berjuang teman!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar