Laman

12 Mar 2011

Mimpiku Tadi Malam.....

Assalamu`alaikum….

Malam ini, jam menunjukkan pukul dua pagi ketika aku terjaga dari tidur lelapku, tidak seperti biasanya aku bisa terbangun sepagi ini, padahal aku telah melakukan perjalanan tadi siang, seharusnya aku masih dalam keadaan terlelap. Aku terbangun karena mimpi! Sebuah mimpi yang membuatku takut, takut, takut dan takut setakut takutnya, seolah waktunya telah sangat dekat sekali, dan sekarang aku tidak bisa melanjutkan tidurku, jangankan itu, memejamkan mata saja aku masih takut.



Mimpiku dimulai dari berbagai macam perjalanan, entah perjalanan dalam rangka apa, aku pun tak mengerti. Lalu tiba-tiba saja aku terbangun dan melihat jam di tanganku menunjukkan pukul setengah dua pagi, dan aku dalam keadaan berhadats, padahal ku rasa baru tidur jam 12 tadi, jadi tenyata aku baru tidur selama satu jam setengah. Lalu aku terlelap kembali.

Akhirnya, tiba-tiba saja aku berada di tengah sebuah acara, entah itu adalah walimah atau tahlilan, terdapat prasmanan di luar ruangan, dan di dalam ruangan yang cukup luas, kulihat sudah banyak orang berkumpul di sana, di antara mereka aku melihat teman-teman lamaku ketika aku masih pesantren di Gontor, namun mereka sama sekali tidak mengenaliku! Dan di dalamnya juga terdapat sepasang nenek dan kakek, mungkin mereka lah sohibul hajat. Aku mendekati mereka hendak bersalaman dan mencium tangan mereka, namun sang kakek sama sekali tidak menggubris salamku, entah karena memang ia buta dan tuli atau memang sengaja begitu, hanya si nenek yang memberikan tangannya untuk kucium. Dan di sana juga kurasakan kehadiran Ibuku, meskipun tak kulihat wujudnya ketika itu. Setelah lama tahlilan, akhirnya teman-temanku menyapaku dan bercanda denganku, ah, ternyata mereka hanya mengerjaiku saja! Fikirku. Aku melihat jam di tanganku tidak berfungsi, padahal aku masih mengingat terakhir aku melihat jam tangan adalah jam setengah dua. Berkali-kali aku melihat jam tanganku dan memang jam tanganku tidak berfungsi, bahkan rusak, telah berubah menjadi lembek seperti adonan kue dan sama sekali tidak bergerak.

Lalu keadaan berubah, para hadirin masing-masing mengambil makanan di prasmanan yang telah disediakan, akupun begitu. Namun di tengah santap makanan, aku merasa sesuatu yang aneh, aku menyaksikan sebuah percakapan antara sepasang suami istri yang sedang diintip oleh seorang lelaki, dan ketika itu aku tiba-tiba berada di dalam ruangan itu dan berhadapan dengan lelaki yang sedang mengintip tadi, kulihat wajahnya pucat, ia kaget! Lalu aku menghadap ke belakang, dan ternyata aku melihat cahaya masuk melalui celah pintu yang lain, lebih tepatnya bayangan putih yang bercahaya! Karena cahayanya tidak seperti cahaya matahari jika melalui celah pintu. Akhirnya lelaki tersebut masuk ke dalam ruangan, dan tiba-tiba saja ruangan berubah menjadi sebuah dapur, dapur seperti di kampung kakekku di Pekalongan, terdapat tungku perapian dari batu dan padi-padi yang digantung di atas tungku itu, dan juga terdapat berbagai macam perabotan dapur lainnya dan sedikit gelap!.

Di ruangan itu aku merasa takut! Sangat sangat takut! Aku hanya mondar mandir di ruangan itu dengan terus beristighfar, dan lelaki tadi hanya diam saja melihat ke lubang dinding yang terbuat dari kayu. Aku masih mondar-mandir, masih beristighfar, takut, takut sekali! Aku merasakan kehadiran malaikat maut di sini, meskipun aku tidak melihatnya dengan jelas, hanya melihat seseorang yang sedang berdiri di atas tungku mengenakan jubah panjang dan memegang tongkat kayu di tangan kirinya, seakan dia akan mencabut nyawa lelaki itu. Aku terus beristighfar, aku takut jika ternyata nyawaku yang ia cabut, aku merasa masih dalam keadaan berhadats, aku tidak bisa membaca ayat kursi, atau surat-surat dari Al-Qur'an, karena keadaanku sedang tidak suci, aku hanya terus beristighfar dan bertahlil, hingga akhirnya suaraku semakin hilang, hilang dari tenggorokanku, perlahan-lahan, aku semakin takut, bagaimana jika ternyata tiba-tiba aku mati di sini, ketika dalam tidurku ini, semakin ku kencangkan suaraku, namun sekarang tahlil dan istighfar itu hanya sebatas teriakan-teriakan tidak jelas! Bahkan aku sendiri tidak mendengarnya sebagai istighfar! Sempat terlintas dalam pikiranku ketika itu, apakah ini yang dinamakan sakaratul maut?

Tiba-tiba aku dibangunkan oleh temanku, lalu aku terbangun dan melihat kedua temanku telah terbangun karena terganggu oleh teriakan-teriakanku, oh, ternyata aku mengigau! Lalu aku ceritakan mimpiku kepada mereka. Namun tiba-tiba, aku tersadar, keadaan ruangan itu tidak seperti ketika aku hendak tidur, aku kaget, ruangannya lebih sempit, berantakan dan gelap! Tiba-tiba aku tersadar dan bangun lagi! Aku melihat ruangan kamarku masih berbeda dengan keadaan pertama kali, aku mencoba melihat ke jam tanganku, namun ia masih tidak berfungsi! Aku terus beristighfar! Takut! Benar-benar takut! Akhirnya aku terbangun lagi! ku buka selimut, dan kulihat ada cahaya lampu belajar di meja, aku melihat ke sekeliling, ternyata kedua temanku masih terlelap, dan keadaan kamarku sama seperti ketika aku hendak tidur. Ternyata aku sudah terbangun! Benar-benar terbangun!! Seperti bangun dari mimpi di dalam mimpi di dalam mimpi dan di dalam mimpi. Alhamdulillahilladzi ahyana ba`da ma amatana wa ilaihinnusyur! Aku melihat jam tanganku, ia bergerak!! Waktu menunjukkan jam 2 pagi!! Hah? Perasaanku mengatakan aku bermimpi lama sekali, namun ternyata hanya menghabiskan waktu setengah jam!!! Dan aku masih tidak bisa tidur kembali.

Aku masih takut! Dan masih merenung hingga akhirnya kutuliskan cerita ini, aku masih menunggu waktu agar aku bisa mensucikan diri di tengah dinginnya cuaca saat ini. Aku terus beristighfar, terus, dan terus, seolah-olah malaikat tadi sedang menunggu di balik pintu kamarku, aku berfikir bagaimana jika ternyata ia benar-benar datang sekarang, atau jika aku tidur kembali? Apa yang telah kusiapkan jika di tanya nanti? Itulah, kenapa aku tidak bisa pejamkan mata kembali.

Ya Allah, ampunilah dosa hambaMu yang hina ini, jika memang engkau akan memanggilku, jadikanlah keadaanku ketika itu dalam keadaan suci, baik dan sedang beribadah kepadaMu ya Allah! Jadikanlah La ilaha illallah sebagai akhir kata yang terucap dari lisan ini, dan jangan kau jadikan keadaanku ketika bertemu dengan utusanMu sedang dalam keburukan, na`udzubillah.

Aku ceritakan mimpiku malam ini, semoga jadi bahan renungan khususnya untukku yang masih sering terjerumus ke dalam hal yang diharamkan oleh agama, semoga kita semua dapat memperbaiki diri dan mempersiapkan apa yang akan kita bawa jika suatu saat Allah memanggil kita. Astaghfirullah Al-Adzim, la ilaha illallah, Muhammadurrasulullah.

Wassalam, Cairo, Sabtu 12 Maret 2011,03.45 am.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar