Laman

13 Des 2012

Telaah Kritis Terhadap Teologi Salafiyah: Pemisahan Tauhid Uluhiyah Dan Rububiyah


Image: rewayat2.com
Oleh: Fahmi Hasan Nugroho[1]
بسم الله الرحمن الرحيم, و الصلاة و السلام على أشرف المرسلين و على آله و صحبه أجمعين, أما بعد.
Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda;
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين – البخاري و مسلم
Beriman kepada Allah adalah kewajiban pertama bagi setiap manusia di muka bumi ini, sebagaimana Allah telah tegaskan dalam surat Al-A`raf 172. Allah telah mengambil janji dari setiap manusia sejak sebelum mereka dilahirkan ke alam dunia ini, sebuah janji yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak, sebuah janji yang banyak manusia telah lupa terhadapnya. Apakah Aku adalah tuhan kalian?[2]

Pembahasan tentang tauhid adalah hal pertama yang kita pelajari sebelum mempelajari lebih dalam tentang Islam dan syari`atnya. Sebagaimana sebuah bangunan yang tak akan berdiri tanpa pondasi yang kuat, maka bangunan syari`at Islam tak akan berdiri tegak tanpa adanya tauhid yang kuat.

Jong Java dan Jong Islamieten Bond tentang Nasionalisme Kebangsaan

Image: esdus.tempo.co

Jika pada akhir tahun 2008 lalu Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak meluncurkan program 1Malaysia, program persatuan bangsa Malaysia tanpa melihat suku, etnis ataupun ras, Indonesia justru telah menjalankannya sejak tahun 1928 lalu, atau sekitar 80 tahun sebelum itu, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Inti dari kedua program itu sama, yaitu menumbuhkan kesadaran nasionalisme kebangsaan.

Berandal Kecil


Aku ingin sekali menyumpal mulut mereka dengan tanah, para berandal kecil yang tak tahu sopan santun itu. Dengan kesal aku menulis catatan ini, maklumlah jika terasa agak kasar.

Ah, mereka. Jangankan kepada orang separuh baya sepertiku yang hanya terpaut lima sampai tujuh tahun di atas mereka, kepada para jompo pun mereka kurang ajar. Saking parahnya watak mereka, aku pernah mendengar seorang temanku berkomentar, “Sebandel-bandelnya anak kecil di kampungku, aku tidak tega untuk memukulnya. Berbeda dengan di sini, kalo boleh sudah banyak anak seperti mereka yang kubunuh!”