Laman

25 Apr 2011

Bom Bunuh Diri = Jihad..?? Tunggu Dulu....!!!

Sering kali perenunganku di depan komputer berhenti, ketika memikirkan apa yang akan kuketikkan di atas tuts keyboard ini, padahal banyak sekali buah fikiran yang sebenarnya meledak-ledak di kepala, namun seolah tangan ini sedang tidak terhubung dengannya, hingga ada jurang pemisah antara buah fikiran yang berantakan di kepala dengan tangan yang sudah lama bersandar di atas tuts menunggu untuk menekan huruf satu persatu.



Masih hangat kita lihat pemberitaan di media tentang kejadian Bom Bunuh Diri di dalam masjid ketika shalat jum`at, aku tersentak kaget ketika membaca berita itu di internet, bagaimana bisa terjadi sebuah ledakan bom di dalam masjid, ketika umat Islam melaksanakan shalat?

Kita tidak akan membicarakan tentang jihad di sini, karena memang tidak ada perdebatan tentang kewajiban jihad itu sendiri, kita pun diperintahkan untuk berjihad meskipun hanya dengan fikiran. Jihad disyariatkan oleh Allah pertama kali agar memunculkan kekuatan Islam ke permukaan, agar dikenal oleh dunia bahwa di jazirah Arab ada kekuatan yang kelak akan kuasai peradaban dunia untuk sekian abad lamanya, agar Islam yang ketika itu masih bagian minoritas dari bangsa arab tidak lagi ditindas dan diperlakukan semena-mena. Mari kita kembali ke titik permasalahan, jika kita lihat beberapa kejadian peledakan bom yang terjadi beberapa tahun terakhir di Indonesia, bisa dibilang ini adalah ledakan bom dengan motif baru, di dalam masjid ketika shalat jum`at, padahal biasanya terjadi di gereja, tempat hiburan, hotel, pusat keramaian, dan tidak dipungkiri lagi, hampir semua kejadian itu memiliki hubungan erat dengan salah satu golongan Islam garis keras di Indonesia.

Dengan tidak bermaksud menyudutkan suatu golongan, memang Islam di Indonesia adalah Islam yang sangat beragam, segala macam perbedaan pemahaman dalam Islam tumbuh di sini, dari sunni hingga syi`ah, liberal hingga salafi, ahli thariqoh hingga hanya Islam KTP (aku tidak memasukkan Ahmadiyah di sini, karena menurutku mereka tidak beragama Islam). Ada sebagian golongan yang berpendapat bahwa jihad adalah sebuah kewajiban bagi seluruh umat muslim tiap individu (fardu `ain), hingga berdosalah orang yang tidak berjihad.

Namun kita lihat kepada keadaan di sekeliling kita sekarang, apakah Indonesia memang daerah perang (dar Al-Harb), Hingga semua umat muslim diperintahkan untuk berjihad? Lalu, dengan jihad yang dilakukan oleh sebagian kelompok ekstrimis itu apakah menjadikan negara ini semakin aman terkendali atau malah menumbuhkan ketakutan di mana-mana?

Indonesia, meski bisa dibilang negara yang masih memiliki banyak sekali kebobrokan di sana-sini, tidak bisa langsung disebut sebagai daerah perang, karena Indonesia bukanlah negara yang berideologikan Islam, dan juga Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, adat, kebudayaan, dan agama yang beragam, yang sebenarnya keberagaman itu bisa dijadikan sebuah alat agar masing-masing kelompok bisa saling berbaur dan berinteraksi dengan keberagamannya, tidak untuk menjadikan perbedaan itu sebagai jurang pemisah. Sebenarnya Indonesia adalah negara yang damai, tidak ada lagi peperangan antar agama yang terjadi terang-terangan seperti di Poso beberapa tahun silam, maka tidaklah pas jika Indonesia dijadikan sebagai lahan jihad (dalam artian berperang), karena sebenarnya siapakah yang dilawan dalam perang ini?

Rasulullahpun mengajarkan kepada para sahabat adab dalam berperang, seperti yang tertulis dalam surah Al-Baqarah ayat 190 – 192, agar memerangi kaum yang memang telah memerangi kaum muslim (dalam bentuk perlawanan), memerangi mereka secara adil dan tidak berlebih-lebihan, memerangi mereka sebagaimana mereka memerangi kaum muslim, mengusir mereka sebagaimana mereka mengusir kaum muslim. Lalu apakah kaum muslim sekarang sedang diperangi atau diusir? Bolehlah dibilang kaum muslim sekarang sedang diserang dengan canggihnya teknologi yang mulai mengkikis naluri keislaman dari jiwa-jiwa penganutnya, terutama bangsa barat, lalu apakah dengan meledakkan Bom di Indonesia mempengaruhi serangan mereka kepada kita?

Islam di Indonesia sedang diserang dengan budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan budaya timur yang religius, budaya alkohol, seks bebas, film, hiburan, dan lain-lain. Lalu apakah dengan bom kita lawan budaya itu? Cara yang lebih realistis melawan mereka adalah melawannya sebagaimana mereka menyerang kita, perang budaya dilawan denga budaya, buah fikiran dilawan dengan buah fikiran, menanamkan benar-benar apa yang telah menjadi budaya kita dan berusaha menangkis segala macam budaya yang bertolak belakang, jika memang kita diserang dengan senjata barulah senjata kita gunakan untuk melawan mereka. Bahkan Islam pun tidak mengajarkan untuk membuat kerusakan di atas bumi ini.

Ledakan bom di Indonesia, sama sekali tidak bisa disebut sebagai sebuah aksi jihad, bahkan itu adalah tindakan kriminal yang harus diberantas! Tidak ada manfaat yang bisa diambil, bahkan mudharatnya jauh lebih besar daripada ketiadaan manfaat itu sendiri, itu hanya menimbulkan rasa ketakutan, waswas di kalangan masyarakat, bahkan akan menjadi bahan penghinaan dan celaan terhadap agama Islam, sekaligus mencoreng nama besar Bangsa Indonesia di mata Internasional. Apakah agama Islam yang penganutnya “mengaku” sebagai agama yang memberi rahmat kepada seluruh alam, mengajarkan umatnya untuk membuat kerusakan di muka bumi? Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, penganutnya malah melakukan tindakan terorisme di tempat ibadahnya sendiri?? Tidaklah sulit untuk menentukan apakah dari tindakan itu menimbulkan manfaat atau malah sebaliknya, bahkan hingga anak kecil pun jika ditanya mereka tidak akan suka dengan aksi itu.

Padahal, yang dibutuhkan oleh Islam saat ini adalah jembatan yang bisa menghubungkan antara materialisme barat dengan religiusnya budaya timur, bukan berarti menerima mentah-mentah apa yang mereka berikan. Kita berhak untuk menyaring dan memilah apa yang baik dari mereka dan membuang apa yang bertolak belakang dengan budaya kita. Dan yang paling penting adalah mengenalkan budaya Islam sebenarnya kepada dunia barat, bukan dengan kekerasan tapi dengan rahmat yang memang untuk itulah Islam ada di dunia ini. Selama masih ada terorisme dengan kedok jihad di dunia ini, selama itulah Islam akan dicap sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, maka jangan heran jika banyak penganut agama Islam yang dianiaya atau dipandang sebelah mata di daerah barat, karena pemahaman keliru mereka terhadap Islam.

Itulah tugas kita sebagai intelektual kawan!! Jadilah ulama yang intelek! Bukan orang intelek yang sok tahu tentang agama! Lihatlah, buah pikiran orang intelek akan lebih dipertimbangkan di mata orang daripada orang yang hanya berkoar hingga mulut berbusa tapi tidak memiliki ilmu! Teknologi persenjataan kita jauh tertinggal dari pada bangsa barat, dan pastilah kita akan menelan kekalahan jika masih berjihad dengan senjata! Jangan lupa, kita masih memiliki senjata yang lain, budaya, buah pikiran, tulisan! Dan satu lagi yang tidak mereka miliki, Doa!! Allah pasti memiliki skenario yang lain kenapa umat Islam sekarang tidak sekuat ketika pertama kali tumbuh.

Maka, tanamkanlah pemahaman agama Islam yang baik dalam keluarga, Islam sebagai rahmat, Islam sebagai agama yang damai dan bukan agama yang merusak, dengan itu pendangkalan pemahaman tentang jihad bisa kita cegah mulai dari keluarga sendiri. Siapapun akan tergiur dengan janji surga bagi orang yang syahid di jalan Allah, bahkan karena saking berharapnya, manusia tidak lagi berfikir secara rasional dan tidak bisa membedakan antara baik dan buruk. Selama pemahaman dangkal tentang jihad masih tumbuh di kepala orang-orang yang “kurang” belajar, selama itu pula terorisme khususnya di Indonesia tidak akan habis.


2 komentar:

  1. Ya, bagus! Aku setuju, ummat perlu dicerahkan paham keagamaannya! Betul, bahwa jihad (yg benar) merupakan pintu menuju surga, tapi bukan satu-satunya. Banyak pintu menuju surga, seperti haji mabrur, infaq, tidak emosiaonal, memaafkan,taubat, termasuk menuntut ilmu dan peduli pada binatang. Maka, carilah pintu surga yang saat kita memasukinya, tidak ada yang mengutuk-ngutuk kita, karena mereka telah kehilangan anak, istri, suami dan kerabatnya oleh ledakan bom yang kita duga sebagai bentuk jihad fi sabilillah!

    BalasHapus
  2. Ia, Bener wa..... Semakin kita resapi, Islam adalah agama yang terlalu indah untuk dirusak oleh pihak lain..... Nyungkeun doana Wa, di sini lagi ujian... hehe

    BalasHapus