Laman

28 Apr 2011

Pukul Aku Nona...!!!

Mari kita ikuti apa yang sebenarnya ingin kutulis malam ini…

Kau! Rembulan yang selalu kutatap di dua puluh enam malam tanpa purnama, sudahkah kukatakan seberapa besar aku…. Ah, tak perlu kusebutkan, kau pun pasti tahu apa yang kumaksud! Maklum, baru saja kulahap satu film India sampai habis! Maka janganlah heran kenapa tiba-tiba saja naluri puitisku mengalir begitu saja!! Oh, ya! Tidak usah dianggap! Aku hanya terobsesi dari film tadi! Ini hanya pengejawantahan dari apa yang tertulis di lembaran otakku, Aku hanya… melihat hariku lebih cerah (untuk tidak dikatakan panas), aku melihat lebih banyak warna di wajahku ketika bercermin, aku merasakan betapa sejuknya udara meski aku berjejalan berdiri di atas bis ketika pulang kuliah, bahkan hingga penjaga dapur yang biasa terlihat masam pun kulihat ia selalu tersenyum! Aha! Kawan, kalau kau ingin rasakan bagaimana manisnya cinta, perbanyaklah menonton film India!!



Silahkan bilang ini puisi, sajak atau apalah terserah kau, akupun tak tahu puisi jenis apa yang sedang kubuatkan untukmu! Wajahmu di foto itu pasti sedang tertawakanku tersenyum sendiri di depan komputer, bertanya apa gerangan bujang ini sedang dilanda? Kau tahu? Senyummu dibalik kerudung hitam itu membuatku tidak bisa tidur malam ini, manis sekali!! (Ah, gombal lagi! Aku benci diriku ketika ia gombal! Tapi, tak apalah, sekali-sekali, nikmati saja!) Aku hanya berkhayal, jika saja ternyata nona kerudung hitam itu sedang memikirkanku sekarang, mungkin saja suratku tadi malam tersampaikan lewat teduhnya awan, dinginnya malam, lintasi luasnya samudera bersama edaran bulan dan kerlipan para bintang, atau angin sejuk tadi bisikkan sesuatu yang bisa saja membuatnya tidak bisa tidur sepertiku.

Nona! Jika suatu saat nanti janji itu terucap, pukul aku jika ternyata jariku bertaut lalu kau menangis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar