Laman

31 Mar 2011

Keluh Kesah, Cerminan diri

Hey kawan! Tak terasa semakin kita melangkah, semakin kita sadar bahwa perjalanan kita masih sangat panjang!!!

Sori! Aku hanya ingin sedikit berkeluh kesah di sini, paling tidak kau bisa mengambil pelajaran dari pengalamanku.



Memang, kehidupan itu seperti roda yang berputar, suatu saat kita berada di atas, bisa melihat bagaimana rasanya terjepit di bawah. Di atas, kita rasakan segala macam seolah mudah-mudah saja, semangat berkobar, jalan terbuka lebar, kesempatan ada saja tersebar. Namun, ketika kita rasakan giliran mendapatkan tempat di bawah, ketika semangat tidak ada, tujuan sama sekali buram, pikiran bercabang dan tidak ada satupun yang terselesaikan, bagaimana cara mengatasinya?

Berbicara tentang masalah konsisten, mungkin lebih tepat jika kata itu di simpan di antara berbagai macam hadiah di dalam lomba panjat pinang, jujur, aku sama sekali tidak bisa menjalankan apa yang baru saja aku katakan! Aku tahu, dan aku sadar, pintar atau tidaknya seseorang, pasti akan lebih dipengaruhi dengan ketekunan dan istiqomah, tanpa itu segalanya berantakan! Otak lemah dibarengi dengan ketekunan, ia bisa melebihi orang jenius sekalipun! Tapi otak encer tanpa tekun, apa bedanya dengan ferrari tanpa pengendara? Teronggok seperti tak berguna di garasi. Aku tahu itu, aku tahu rumus itu, aku mengerti itu, tapi kenapa hanya ‘tahu’ saja? Bagaimana prakteknya?

Aku mungkin terlalu banyak tertawa, menertawakan keadaanku sekarang. Bisakah kau hentikan aku dari penyakit ‘tertawa akut’ ini?

Aduh, mungkin tulisanku di atas terlalu banyak basa basi, jangankan kau, akupun bingung memahami apa yang kumaksud dengan tulisanku di atas!

Begini, aku terbiasa membaca prilaku orang lain, terbiasa mengumpulkan informasi dari berbagai macam sudut lalu membuat kesimpulan tentang sesuatu, kuakui itu dan memang aku merasakannya, ketika kurasa lawan bicara sedang tidak senang, atau teman yang tertawa tapi masih menyembunyikan sesuatu, dosen berbicara tanpa persiapan yang pas, hingga teman yang menyembunyikan perasaannya kepada lawan jenisnya, itu hal yang biasa kulakukan. Namun masalahnya kawan, aku sendiri malah tidak mengenali diriku sendiri, aku tidak tahu kapan ketika aku harus semangat melakukan sesuatu, bahkan akupun bingung apa yang harus aku lakukan lebih dahulu!

Memang, Mesir terlalu eksotis jika hanya ditinggal menghabiskan waktu di atas kasur, melamunkan masa depan yang samar, atau di depan komputer bulak balik berjam-jam hanya melototi wall facebook! Tapi, apa yang harus ku lakukan terlebih dahulu? Aku tinggal di asrama bersama dua orang temanku. Bagiku, mereka bagaikan dua kutub magnet yang saling tarik menarik, dan aku berada di antara mereka berdua.

Satu temanku, ia punya semangat yang tinggi, dalam segala hal! Jika ia sedang memiliki suatu tujuan, ia tak akan perhatikan apapun selain tujuan itu, ibarat kereta api, sekali klakson dibunyikan, ia akan melaju hingga batas akhir tujuan! Meski terkadang sebaliknya, kurang konsisten dengan apa yang ia rencanakan. Bagus memang, ia bisa memunculkan semangat dari dalam dirinya sendiri, semangatnya meledak-ledak, aku bahkan iri, hanya menyandarkan semangatku pada orang lain.

Satu temanku yang lain, orangnya biasa saja, datar, tidak terlihat ledakan semangat dalam dirinya, hidupnya begitu-begitu saja,satu yang aku lihat darinya, ia bisa konsisten! Istiqomah! Ia tidak pernah malas, meski semangatnya biasa saja! Hanya rutinitas yang ia jalankan sehari-hari, semenjak pertama ku kenal dia, hingga kini, tak banyak hal-hal baru yang ia tampilkan, hanya konsistennya ia pada segala sesuatu yang menyilaukanku. Dewasa, berfikir panjang, sangat memegang prinsip. Andai aku bisa mengambil secuil saja dari konsistennya ia.

Sekarang kembali kepada diriku, aku mencoba mendeskripsikan diriku sendiri, secara garis besar aku adalah pemalas, semangatku sangat lemah, jika semangat sedang tinggi, mungkin itu hanya berjalan sesaat hingga beberapa hari saja, bagaimana mau istiqomah? Memunculkan semangat baru saja aku masih bersandar pada orang lain! Aku hanya menuliskan target, tapi tidak pernah ku berusaha mengerjakannya, aku terbiasa menghukumi orang lain, tapi tidak terbiasa jika menghukumi diriku sendiri ketika aku tidak mematuhi kehendak diriku sendiri. Aku tidak mempunyai visi dan misi panjang, yang penting apa yang terjadi hari ini, itulah yang aku lakukan.

Ingin sekali aku tertular ledakan semangat temanku ketika ia benar-benar sedang semangat, dan juga tertular konsistennya temanku dalam mengerjakan hal-hal sekecil apapun itu. Sebenarnya, aku beruntung bisa mengenal mereka, mengenal dua dunia yang jauh berbeda, dua rasi bintang yang indah, dua samudera ilmu yang sama-sama luas, dengan kelebihan masing-masing. Kawan! Jangan ikuti aku! Aku hanya kerbau yang dicocok hidungnya, diajak ke jurangpun sepertinya nurut saja. Tapi, semoga saja aku bisa melakukan apa yang aku tulis ini, sering pepatah bilang ‘perjalanan yang jauh, dimulai dari langkah kaki pertama’, yah, aku minta doa darimu, semoga aku bisa melangkah, bisa melakukannya!!!

Pada ceminpun malas kuberdebat…….




Tidak ada komentar:

Posting Komentar