Laman

15 Mar 2011

Susu Coklat: Di Pinggir Kota Mati......

Di pinggir kota mati,
Ku teringat sebuah surau pinggir jalan kampung bahagia
Dimana kumelihat anak-anak belajar tersenyum
Berlarian dikejar teknologi jaman itu
Tempat dimana kakekku dulu sebut sebut namaku di pengeras suara.

Di pinggir kota mati,
Kurindukan sebuah kehangatan
Keluhan seorang anak durhaka pada ibunya
Kasih sayang yang tersembunyi dibalik kekesalan
Rasa cinta dalam kesunyian pasar.

Di pinggir kota mati,
Kuusap air mata surga
Yang lama tak mengalir basahi terompah tua
Terinjak injak di hiruk pikuk pasar Atabah
Anak anak ajaib serta senyum mereka
Untuk para calon penghuni surga.

Di pinggir kota mati,
Ku pandangi wajah layu bujang lapuk depan jendela
Memandang kosong antrian kereta kuda
Menunggu pintu surga terbuka baginya
Senyuman bidadari menanti disana.
Matanya telah tertutup begitu juga hatinya
Hanya karena ruang dua kali dua, ia menjadi gila
Mungkin, hanya senyuman itu yang kan sembuhkan.

Di pinggir kota mati, Duwaiqah – Cairo, 5 Januari 2011.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar