Laman

24 Feb 2011

Susu Coklat: Cahaya Dua Puluh Enam

Apalah guna prasangka buruk, jika akhirnyapun terasa
Angin segar sejukkan jiwa kering kerontang berserakan
Tiada salah bila maaf berucap, meski dampaknya tak terasa

Manusia memang bebal, keras kepala dan dungu
Sekali tertiup angin segar terenyuh
Padahal masih banyak angin dengan bermacam jenisnya.

Kembalilah ke malam dengan gelapnya
Kegelapan malam dan gelapnya kehidupan malam
Malam pun butuh cahaya terangkan dirinya
Cukuplah purnama tengah bulan terangkan.

Namun sayang, purnama itu pun hanya muncul tiga malam
Dan tersisa dua puluh enam remang-remang.
Kalau Ia berkehendak, kau lah cahaya dua puluh enam malam itu…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar