Laman

16 Feb 2011

Teh Manis: Antara Harapan dan Angan, Al-Hikam, Ibnu `Atho'illah

Imam Ibnu Atho’illah As-Sakandari menuliskan…

الرَّجَاءُ مَا قَارَنَهُ عَمَلٌ , وَ إِلاَّ فَهُوَ أُمْنِيَةٌ

Artinya: Harapan yang sesungguhnya adalah harapan yang diikuti dengan usaha, jika tidak, maka ia hanyalah angan-angan belaka

Harapan tidaklah berarti jika tidak dibarengi dengan usaha, karena hakikat dari harapan adalah yang mendorong diri untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa mengantarkan diri kepada apa yang diharapkan, karena siapapun yang mempunyai harapan maka ia pasti akan berusaha untuk mencapainya, namun sebesar apapun harapan itu, jika tidak diikuti dengan usaha maka ia hanyalah angan-angan yang tak mungkin dapat tercapai.

Dalam hadits Rasulullah dikatakan “Orang yang berakal adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya dan selalu berbuat untuk alam setelah mati, dan orang yang buta adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya namun mengharapkan segala sesuatu kepada Allah.”

Hasan Basri ra. pernah berkata, sesungguhnya ada sebagian manusia yang dilalaikan oleh angan mereka akan ampunan Allah swt. hingga mereka meninggalkan alam dunia, mereka berkata “kami memiliki prasangka yang baik terhadap Allah” padahal mereka berdusta, karena barang siapa yang memiliki prasangka baik terhadap Allah, maka ia akan memperbaiki amal perbuatannya.

-Syarh Al-Hikam Ibnu `Atho'illah As-Sakandari, karya Abdul Majid Asy-Syarnubi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar